Minggu, 14 Mei 2017

{ tutorial } Menjahit Tanpa Mengobras: Kampuh Balik

Mesin obras bukan alat yang sangat krusial untuk dimiliki oleh seorang penjahit, tapi kehadirannya pastilah nggak akan tertolak oleh orang yang sering berurusan dengan jahit menjahit. Terutama menjahit pakaian demi melindungi pinggiran kainnya. Terus gimana kalau ngggak punya mesin obras? Masak terus nggak jadi njahit? Tenang saja.. jaman moyang kita dulu juga nggak punya mesin obras. Nggak ada malah! Tapi untungnya ada jurus khusus supaya pinggiran kain kita nggak mbrodol (baca: bertiras) yang udah dipake sejak jaman ja mbajuja (apaan coba?). Namanya kampuh balik. Intinya pinggiran kainnya itu disembunyiin di dalam jahitan kampuh, jadi bagian yang mbrodol nggak kelihatan dari luar maupun dalam.. Daripada mumet mbayanginnya, lihat tutorial ini aja deh. Contoh yang ada di sini ceritanya lagi njahit sisi samping lengan.

Untuk membuat kampuh balik ini, beri pakaian yang akan dijahit kampuh selebar 1,5cm.

1. Lipat sisi panjang lengan supaya sisi samping lengan bertumpuk. Bagian buruk/dalam kain saling berhadapan. Semat dengan jarum.


2. Jahit dengan jarak 0,75cm dari tepi kain. Kalau aku pribadi, setelahnya kampuh yang sudah dijahit ini aku potong/kurangi lebarnya sedikit jadi tinggal tersisa 0,5cm. Kenapa mesti ribet begini? Soalnya biasanya serat kain di bagian tepi ada yang brodol. Apalagi kalau kainnya sejenis poliester gitu. Nah, mendingan sejak sekarang tepinya dikorting aja, jadi nanti hasil akhirnya bakal lebih bersih dari serabut serat kain. Trust me!

3. Balik kain sehingga bagian baik/luar kain saling berhadapan. See? Pinggir kainnya ngumpet diantara kain sekarang. Lalu jahit selebar 0,75cm dari tepi. Habis sudah jatah kampuh 1,5cm


Dan, taraa!! Si pinggir kain yang mbrodol lenyap dari pandangan! Sekarang tinggal jahit bagian yang lain dengan step yang sama. Untuk bagian kerung lengan sebaiknya setelah step pertama digunting-gunting kampuhnya dengan jarak sekitar 1,25 cm tiap guntingan. Hati-hati jangan sampai menggunting jahitannya. Khusus bagian ini digunting-gunting, karena bagian yang bentuknya melengkung semisal kerung lengen, leher, akan lebih rapi dan mudah dijahit kalau diguntingi dulu. Untuk bagian ini aku nggak punya fotonya, cz untuk bagian kerung lengan aku lebih suka pakai obras, hehe.. #nggakmaususah

Kalau lagi cukup mood, kadang dia antara step 2 dan 3 aku setrika dulu bagian sambungan jahitan. Jadi setelah sisi kain yang buruk berada di luar, aku setrika bagian sambungan sampai betul-betul terbuka, nggak ada bagian yang terlipat. Kalau kain yang dijahit jenis kain sintetis biasanya lebih gampang dibikin rapi kalau disetrika dulu. Tapi kalau kain katun gitu sih, nggak disetrika juga oke-oke aja.

Well, walaupun aku punya mesin obras, tapi aku tetap lebih suka pakai teknik ini kalau untuk jahit pakaianku sendiri. Kenapa? Karena nggak harus mastiin ada warna benang obras yang matching sama warna kainnya atau nggak.  Nggak harus bolak-balik antara mesin jahit – mesin obras. One stop sewing!  Dan lagi teknik ini bikin jahitannya lebih awet (setidaknya di bagian kampuh) plus kelihatan rapi luar dalem. Tehnik ini juga bagus untuk kain yang transparan seperti kain sifon, tile, dan semacamnya. Kalau transparan terus kelihatan obrasannya dari luar kan agak gimanaaa gitu ya.. Cuma kalo kainnya tebel kayak drill, beludru, mendingan jangan pakai teknik ini deh. Ntar jadi terlalu tebel di bagian kampuh, jadi ngganjel kalau dipake. Lagian susah juga njaitnya. Mendingan dijahit dengan kampuh terbuka, terus masing-masing pinggir kainnya di bungkus bias tape/ bisban. Ribet kuadrat sih.. Kalau nggak mau repot ya  memang harus lari ke mesin obras deh, hehe..

Oh ya, pernah dengar istilah kampuh kostum? Itu hasil akhirnya juga sama seperti kampuh balik. Cuma stepnya aja yang beda. Untuk kampuh kostum step awal dijahit dengan sisi baik kain berhadapan, seperti normalnya njahit baju. Nah, habis itu baru pinggir kainnya dilipet ke dalem, terus dijahit tangan pakai blind stich. Itu lho, jahitan tangan yang invisible seperti di sini.

Hmmm.. kedengarannya lebih praktis kampuh balik ya? Ya, saya setuju.

So, enjoy the sew!

Sabtu, 22 April 2017

{tutorial} little trash bin for your sewing machine


Dalam proses menjahit, tentu ada yang namanya acara motong benang. kalau di aku, proses ini sering banget karena aku paling risih sama benang yang nglewer diujung jahitan. Dan hasilnya di sekitar mesin jahitku sering bertebaran potongan-potongan benang, yang mana suka bikin sapu di rumahku jadi penuh gumpalan benang. Belum lagi kalau habis nge-trim kampuh semisal  kayak bagian kerung leher atau kampuh kerah dan aku lagi nggak telaten untuk ngumpulin potongannya di ujung meja jahit. Nggak asik banget dan nggak rapi banget. Someday, aku lihat di facebook ada crafter yang bikin kantong kecil yang bisa dicantolin di dekat mesin jahitnya. Aku udah lupa itu sang crafter bikin untuk wadah apa, tapi itu memberiku ide untuk mengadaptasi konsepnya untuk jadi kantong sampah mini di mesin jahitku. Nggak butuh bahan yang aneh-aneh, dan nggak makan waktu juga bikinnya.
So, here we go
Buat pola lingkaran dengan diameter sesuai selera. Pola lingkaran ini nantinya akan jadi alas/ bawah kantong. Yang aku bikin ini diameternya sekitar 15 cm. Aku bikin langsung di atas kain keras M33, sekalian untuk pengaku kainnya. Habis itu ukur keliling diameter untuk menentukan panjang pola sisi badan kantong. Pola sisi kantongnya juga langsung aku gambar di atas kain keras. Tinggi kantong lagi-lagi tentukan sendiri ya #senyum. Potong kain keras bentuk lingkaran dan persegi panjang ini masing-masing dua lembar. Terus tempel di dua lembar kain. Satu kain untuk interior kantong, satunya lagi untuk eksteriornya. Di sini aku pakai sisa kain katun motif untuk eksteriornya dan kain katun bordir untuk interiornya. Jangan lupa untuk ngasih kampuh jahitan di sekeliling kain keras at least 1 cm. Potong juga kain persegi panjang kecil untuk talinya.

Satukan bagian pinggir masing-masing kain interior dan eksterior  bagian badan kantong. Semat pakai jarum. Jahit di sepanjang pinggir kain kerasnya.

Sekarang jahit tali. Lipat sisi panjang kain jadi dua. Terus lipat sisi-sisinya ke tengah kain. Jahit kedua sisi tepinya.

Pasang tali di bagian atas kanan kiri jahitan kain eksterior. Jahit tindas biar si tali anteng di tempatnya.

Pasang kain eksterior dengan kain interior. Bagian baik kain saling berhadapan. Semat bagian atasnya dengan jarum terus dijahit. Setelah itu balik kain sehingga bagian baik masing-masing kain di luar. Bagian sisi kantong udah selesai. Sisihkan.

Tempelkan kain interior dan eksterior kain alas kantong. Bagian buruk saling berhadapan. Jahit tindas bentuk +. Jahitan ini Cuma sementara biar kedua kain nempel selama dijahit. Jadi stik jahitannya besar-besar aja biar nanti gampang ndedelnya.

Rangkai bagian sisi kantong dengan alasnya. Bagian eksterior di dalam. A little bit tricky ya karena diameternya sempit dan kainnya keras. Jadi tabahlah sodara.

Nah, karena tricky itu tadi, jadi agak sulit kalau dijahit pakai mesin. Jadi kali ini aku ngalah pake jahit tangan. Aku jahit ini dengan teknik jahit tikam jejak seadanya, hehe.. Bagian pinggir kainnya biar nggak mbrodol aku potong pakai gunting kain zigzag.


Selesai! Balik kantong, bagian eksterior keluar. Daaan....
Tadaa...!!


Jadilah trash bin kita sodara-sodara. Mulai detik itu dia mulai bertugas menampung potongan benang plus guntingan pinggiran kain yang tanpa ampun kujejalkan ke dalamnya. 


Oya, selain untuk trash bin, sebetulnya kantong ini juga bisa dipake untuk wadah benang, gunting benang atau pendedel juga. Tapi karena udah ada buanyak laci di mesin jahit jadul tersayangku, jadi kayakny lebih ok untuk wadah sampah aja deh. Sekarang  potongan benang atau potongan kain yang bertebaran di sekitaran mesin jahitku sudah sangat jauh berkurang. Kecuali kalo aku pas kelepasan asal lempar, hehe..
So, enjoy the sew!













Sabtu, 28 Januari 2017

{ tutorial } Cara memasang Benang pada Mesin Obras

Yang barusan punya mesin obras baru terus pusing cara masang benang obras, ayo ngacuung..!
Ya.. tak apa.. Dulu aku waktu punya mesin obras baru juga grogi sama urusan masang benangnya.  Jalurnya betul-betul mengintimidasi seorang pemula. Jadi waktu beli itu aku minta sama yang jual untuk dipasangin benangnya. Pas sampe rumah terus tak pelototin saban hari. Pokoknya sampai hafal sama urutannya. Bahkan saking khawatir seandainya benangnya copot terus aku nggak bisa masang lagi, aku kasih tanda pake spidol permanent lubang-lubang yang harus dilewati benang dengan warna yang berbeda-beda sesuai posisi benang. Lebay ya.. Lha kalo aku nggak tau mau tanya siapa? Wong penjahit yang bisa ngobras di rumahku ya aku ini pionirnya (ceilah..)
Tapi itu dulu. Sekarang, alhamdulillah aku sudah hafal jalurnya. Beberapa temanku ada yang masih bingung sama urutannya. Dulu aku bagi foto-foto ini via whatsapp. Tapi daripada nganggur fotonya di komputerku, mending aku posting aja di blog.
Cara ini untuk memasang benang obras tiga benang. Merk mesin obras yang aku pakai ini Singer. Walau setauku urutan jalurnya sama aja di semua merk mesin obras, tapi coba cek lagi kalo kalian pakai merk yang berbeda. Mungkin akan ada bagian mesin yang penampakannya juga beda.
Kita pasang bagian benang sebelah kanan dulu. Ikuti urutan angkanya ya.
Buka pelat di bagian depan mesin untuk memasukkan benang bagian dalam. Di bagian rumah siput sebelum no. 4 pastikan benang betul-betul terjepit di tengah piringan.
Putar roda di sebelah kanan mesin untuk membuat looper yang ada lubang no. 8 & 9 terlihat.
Ok, sebelah kanan selesai.
Sekarang kita pasang yang benang tengah. Benang tengah ini aku biasa pakai benang jahit karena kalo pakai benang obras nggak kuat nglewati rumah siputnya, jadi putus terus. Tapi di mesinku yang dulu aku pakai benang obras nggak masalah. Jadi coba sesuaikan sama mesin kalian masing-masing.
Kenapa bagian ini nggak aku kasih nomer? Karena jalur ini optional saja. Bisa dilewati bisa nggak. Waktu aku ngambil foto ini, bagian A dan B nggak aku pasang benang. Karena kalo dipasang hasil jahitannya malah jadi jelek. Tapi kondisi mesinku sudah berubah saat ini, jadi sekarang benangnya aku sisipkan di piringan B sebelum masuk  jarum.
Step terakhir benang tengah, yaitu memasukkan benang ke jarum. Pasang dari arah depan pakai pinset seperti yang di gambar di bawah ini (buat yang belum punya dan belum tau, pinset ini bisa dibeli di toko alat jahit)
Yap, tinggal sedikit lagi! Sekarang pasang benang sebelah kiri..
Buka pelat yang disebelah kiri untuk memasang benang bagian dalam.
Setelah melewati rumah siput, pasang jarum yang cukup panjang pada benang obras. Jarum ini harus cukup panjang untuk melewati terowongan kecil di lubang no. 4. Ini cara yang paling cepat  adan nggek menguras emosi buatku daripada memasukkan benangnya begitu saja ke dalam terowongan.
Hupla! Keluarkan jarum dari terowongan berikut benangnya. Masukkan ke lubang no. 5 dengan bantuan pinset.
Putar roda di sebelah kanan mesin untuk membuat looper  yang ada lubang no. 6 &7 keluar.
Yak! Finally, the end of our journey! Keluarkan ketiga benang ke bagian atas. Sisipkan ke bawah sepatu obras. Cara menyisipkannya telusuri bagian kanan sepatu dengan ketiga benang sampai jadi di bawah sepatu semua. Sebetulnya nggak harus tiga-tiganya di bawah sepatu sih.. Tapi ini kebiasaanku dari dulu untuk menghindari benangnya jadi bundet di bawah sepatu. Kalo sudah terlanjur bundet, jimpit aja pakai pinset sampai keluar.
Setelah itu jalankan mesin obras tanpa kain untuk memastikan mesinnya bisa merangkai benang.
Berikut ini beberapa tips seputar menjalankan mesin obras :
  • Selalu putar roda di sebelah kanan mesin searah jarum jam (ke arah belakang, seperti ketika mesin obras dijalankan denagn pedal) misalnya  ketika mengeluarkan looper saat akan memasukkan benang obras. Memutarnya ke arah kebalikan akan membuat setelan di dalam mesin jadi kacau, dan hasil obrasan yang tadinya sudah bagus kemungkinan bakal jadi jelek.
  • Usahakan menginjak pedal saat menjalankan mesin obras dengan kecepatan yang stabil dan terus menerus. Sistem injak-rem-injak-rem itu selain bikin setelan di dalam mesin jadi kacau juga lebih banyak makan listrik (save your money!)
  • Kalau setelah benang terpasang semua dan hasil jahitan jelek (lompat-lompat & nggak stabil) coba cek lagi urutan benangnya. Sudah betulkah? Pastikan juga semua benang sudah terjepit sempurna di antara piringan rumah siput. Cek juga posisi jarumnya. Tutorial cara memasang jarum obras bisa dilihat di sini.
  • Wat? Masih jelek juga? Hmm.. kemungkinan ada sekrup yang belum terpasang kencang di dalam sana. Terutama kalau mesinnya masih baru. Nah, kalo yang ini biasanya aku panggil 911, eh.. tukang servis maksudku #peace.
Demikian tutorial kali ini. Semoga bermanfaat. Dan selamat untuk mesin obras barunya!#smile
Enjoy the sew!

{ refashion } Little Frock Dress

Hai! Lama tak bersua di blog ini. Belakangan ini tenggelam dalam orderan gamis-gamis polosku. Ya, sekarang ini aku sering bikin gamis basic warna hitam. Bukan little black dress jadinya, but the big black dress, hehe.. karena gamis yang aku buat memang cuttingnya dibuat longgar jadi nyaman `n so pasti lebih syar`i.. Heeiiit... kenapa malah jadi promosi? Hehe.. maafkan.. Nggak bermaksud mengarahkan kalian ke blog Gamishiyku (halah! Promo lagi!). Haha.. Ok, ok.. Aku berhenti sekarang.
Jadiii.. sebetulnya aku mau cerita tentang proyek refashionku akhir bulan Ramadhan tahun kemari (dah lama ya? Biarin!). Baru sempet ketulis sekarang karena aslinya aku lupa sama proyek satu ini. inget lagi pas ngudal-ngudal album foto. Karna bikinnya seru, jadi aku nggak tahan untuk nggak nulis ceritanya. Ini tentang frock dress untuk keponakan kecilku yang waktu itu umurnya sekitar setahun. Frock ini dibuat dari kain yang udah jadi dress remaja yang entah punya siapa (lha?). so, beginilah awal mulanya..
So, this is it! Dress ini aku nemu waktu beres-beres lemari bajuku. Kata kakakku baju ini dulu pernah dipake sebentar sama dia. Tapi karna nggak ada lengannya jadi nggak diterusin pakenya. Jadi bisa dibilang baju ini 99,99% baru (apa? Pusing sama warna  pita pinggangnya? Ya, aku juga.)
Baju ini entah dibuat di jaman siapa, tapi yang jelas kondisi kainnya masih bagus banget. Cuma ada bagian sobek sedikit di bagian roknya. Tapi secara keseluruhan kainnya masih sangat pantas pakai. Dan motifnya, aku sukaa sekali. Rada semrawut tapi cantik. Tapi bagaimanapun ini dah nggak update banget kalo aku pake sekarang. So, it`s time to refashiooon..

Kebetulan pas akhir Ramadhan itu kakakku baru inget belum punya baju baru untuk babynya. Tapi tentu saja dia nggak lupa kalo adiknya (aku) adalah seorang penjahit yang entah bagaimana selalu terpaksa sudi digencet kerjaan yang mepet dateline. Waktu aku berkilah nggak punya kain, doski jenius sekali dengan mengingatkanku akan dress tak bertuan ini. Baiklah...
First step, tentu saja bikin pola karna ini baju pertama keponakanku yang aku bikin. Untuk modelnya si simbok minta dibuat model frock dress. Tau kan? Dress yang dipotong di pinggang terus dikerut di bagian roknya itu lho.. Itu model aman untuk anak kecil. Karena modelnya pasti imut, dan yang lebih penting lagi, sangat simple bikin polanya! Aku Cuma harus bikin pola bagian atas badan sama lengan. Sementara roknya Cuma dibuat persegi panjang dengan ukuran panjang kira-kira 2-3 kali lingkar pinggang blus. Aku potong bagian rok dress remaja itu dari bagian atasnya, terus aku potong bagian jahitan sampingnya. Jadi sekarang bentuknya kayak lembaran kain biasa. Kain siap dieksekusi. Nah, di awal tadi aku rada moody mulainya. Tapi sampai step ini aku mulai kerasukan. Seperti biasa.. trance!
Ada yang rada ribet di kain ini, tapi bagaimanapun menyenangkan. Karena kain ini motifnya agak berpola, jadi harus dicari bagian motif yang bisa dijadikan semacam centerpiece untuk bagian badan atas depan belakang. Apalagi  motif kain ini besar-besar dan ukuran baju yang dibuat kecil. Jadi hal semacam itu harus diperhatikan.
Next step, assembling. Pertama-tama aku jahit bagian badan atas depan dan belakang sama rok kerutnya. Baru setelah itu jahit bahu, dan kemudian sisi samping baju.
Oh ya, bagian belakang bajunya... oke, ini kebiasaan burukku. Aku lupa bikin bukaan bajunya! Baru inget setelah kakakku nyeletuk, “bukaannya dibikin rada panjang ya. Biar gampang masuknya.” Jreng! Berasa nginjek bantalan jarum kebalik. Asli lupa! Nggak lupa-lupa amat sebetulnya. Tadinya aku berencana bikin bukaanya tu Cuma belahan sedikit di atas leher belakang. Kebiasaaan kalau bikin bajuku sendiri kayak gitu. Tapi ini kan baju anak-anak. Proporsi kepala sama badan mereka nggak jauh beda diameternya. Nggak kayak orang dewasa. Jadi jelas harus dibuat lebih panjang bukaanya. Hedeh.. motong kain lagi deh.. aku udah mau motong kain belakang itu asal aja waktu kakakku nyeletuk lagi, “pas sambungan bukaannya nggak usah diketemuin motifnya ya. Ntar kelamaan.” Demi mendengar itu kepalaku berasa berpendar. Betul juga! Ditemuin motifnya! Kalo nggak, kan motifnya bakal tumpang tindih nggak karuan. Hari itu kakakku diilhami untuk mengucap celetukan-celetukan bermanfaat rupanya.  “ wah.. trims ya. kalo kamu nggak bilang, udah aku potong asal aja ini” kataku sambil nyabutin jarum yang udah nempelin pola ke kain. Kakakku  dengan gemes memandangin aku yang heboh nggeser-nggeser pola biar dua sisi kain belakang ini bisa ketemu motifnya kalo dikancingkan. Haha..
Habis itu tinggal pasang lengan, pasang bias tape leher dan lengan, finishing, dan selesailah. Sebetulnya aku agak illfeel sama lengannya. Polanya nggak begitu bagus aku bikin. Jadi bentuknya rada aneh kalo dipake. Nggak usah dipake aja udah keliatan aneh ding. Liat kan?
Tapi aku udah nggek sempat mbetulin lagi. Besok atau lusanya _aku lupa_ udah hari raya. Mana aku belum siap-siap nyiapin tetek bengek untuk lebaran. Tau kan.. bikin nastar dan semacamnya.. itu juga agak sulit untuk dilewatkan. Detik-detik menjelang lebaran itu selalu sibuk. Tapi asli seru!
Aduh.. jadi kangen Ramadhan..
Ok, bajunya siap, kue kering siap. Rumah juga udah beres. Kubayangkan lebaran kali itu aku bakal menggandeng keponakan kecilku masuk lapangan tempat sholat dengan dress barunya yang kubuat dengan penuh kasih sayang dan berdarah-darah. Di pagi hari H, kami udah cakep siap berangkat sholat Ied. Kecuali satu orang. Siapa? Si nona kecil pemilik dress itu !!! Boro-boro bangun, gelisah dikit denger suara takbir dimana-mana aja nggak! Pules banget.. Heh.. ya udah deh. Batal sudah hari itu refashion showku.. Tapi bagaimanapun dia adalah keponakanku yang terimut ( iyalah, lha wong memang keponakan baru satu ini ). Nggak tega buat kelamaan mutungnya, hehe.. Pas pulang sholat si nona kriwul ini sudah kinclong dan segar. Demi menghibur hati bibinya, sama simboknya dipakeinlah dress nahas itu. Oke.. tak apa. Kumaafkan kau nak.. Besok lagi jangan kayak gitu ya..


Habis itu, lanjut ke step favoritku... makan nastar!!!