Selasa, 10 November 2015

{tutorial} cara membuat label sendiri

 
Finally... kejadian juga bikin label sendiri! Ini gara-gara mau bikin label baju untuk produk gamisku, Gamishiy, di jasa pembuatan label tapi ternyata maharnya cukup mahal untuk ukuranku yang pelit punya. Di Jogja sini, bikin label yang bagus bisa sampe satu jeti! Haha.. terimakasih! Mendingan tak pake buat beli kain katun motif, dah dapet satu rol. Ada sih yang harga murah.. tapi ya begitulah. Ada harga ada rupa memang. Udah mau nyerah aja bikin label baru dan tetep pakai merk lama sampai aku _qodarullah_ nemu seorang bule baik hati yang ngasih tau how to make your own label (cheap `n easy pula) lewat blognya. Jadi label yang dibuat tehniknya kayak sablon, tapi kita memanfaatkan transfer paper untuk mindahin gambar ke kain. Tadinya kukira transfer paper belum nyampe Indonesia. Ternyata udah euy! Baguuus... Jadi, buat yang pengen bikin sendiri label murah dan mudah, sini saya kasih tau caranya.
Pertama, bahan yang harus disiapkan adalah:
  • Desain label
  • Transfer paper
  • Printer
  • Pita satin (atau pita yang lain pun juga bisa)
  • Setrika
Desain label, itu mutlak harus punya duluan _ya iyalah, kalo ngggak apa coba yang mau ditransfer?_ Untuk desain labelku, karna simple jadi aku bikin sendiri pakai CorelDraw. Kalo yang belum punya barangkali bisa minta jasa desain grafis kali ya. Atau coba bikin sendiri pakai merk yang ditulis pakai font lucu juga nggak apa-apa. Cetak desain ke kertas biasa sebelum diprint di transfer paper untuk nge-cek gambar dan ukuran sudah sesuai harapan atau belum.
Transfer paper biasanya ada di toko alat tulis. Karna aku nggak telaten kalo harus blusukan ke toko-toko, jadi aku searching dulu sebelum meluncur. Alhamdulillah di Jogja sini ada yang jual di toko alat tulis di daerah Demangan. Nama tokonya lupa. Pokoknya dari Toko Merah masih ke utara. Atau barangkali di Toko Merah juga ada. Transfer paper yang aku pakai merk Blue Print. Harganya per pack Rp. 35.000 isi 5 lembar.
Printer, sebaiknya pastikan dulu tintanya cukup penuh. Karna untuk proses printnya disarankan disetting photo quality dan kualitas cetak tinggi.
Ukuran pita satin disesuaikan dengan ukuran desain label. Atau untuk kasusku, desain disesuaikan dengan ukuran label, hehe.. Pastikan pita satinnya tahan panas ya.
Setrika, pokonya setrika biasa. Dan bukan setrika uap _begitu yang tertulis di instruksinya_
Ayo kita mulai!
Print desain label ke transfer paper. Seperti yang aku bilang tadi, disarankan pakai settingan photo quality plus best print quality untuk hasil optimal. Daaaan _ catat ini!_ jangan lupa untuk mengaktifkan mirror image option alias gambarnya dibalik. Biar nanti kalo di transfer ke pita gambarnya nggak njungkir. Jangan lupa lho ya!

Bagus juga kalo sebelumnya sudah dibuat tanda sudut dan garis untuk memudahkan motong-motong kertas jadi seukuran pita dan melipat pita sebelum dijahit.

Panaskan setrika sampai panas maksimum. Terus, letakkan kertas yang udah dipotong-potong di atas pita lalu disetrika. Jangan sampai kertasnya tergeser waktu nyetrika biar gambarnya rapi. tekan-tekan setrikanya kira-kira selama 1-2 menit. Tips dariku, baik juga kalo di antara kertas dan setrika dilapis kain putih tipis untuk jaga-jaga biar nggak gosong. 
Tunggu sampai dingin, terus lepas kertas dari pita. Voila! Label pun siap dihidangkan, eh.. dipasang! Easy and cheap, huh? (harga printer dan setrika nggak diitung ^,^)

Update : 

  • Biar lebih praktis waktu menyetrika, tempel dulu beberapa label berjajar sekaligus (sekitar 3-4. Tergantung ukuran label) dengan cara disetrika sebentar, cuma sekedar nempel aja. Setelah semua ditempel baru disetrika yang tahap lama bersama-sama. 
  • Setelah disetrika transfer paper bisa langsung dilepas selagi hangat (kayak kue aja,hehe). Jadi ada dua opsi, dilepas selagi hangat atau ketika sudah dingin. Bedanya kalo dilepas sesudah dingin akan ada efek lebih glossy daripada kalo dilepas pas masih hangat.
  • Untuk penggunaan label yang dilipat samping-sampingnya seperti punyaku ini dan pakai pita satin, bakar sedikit bagian samping-samping pita supaya nggak terburai.
  • Bagaimanapun, kalau digunakan untuk produk yang sering disetrika seperti pakaian, mau nggak mau sebaiknya tetap pakai label baju yang bordir atau sablon. Karena label ini nggak tahan disetrika panas. Lapisan transfer papernya bisa rusak.

So, enjoy the label making
:)

Senin, 03 Agustus 2015

Complete: Yoke Dress Lengan Tulip


Hola.. ceritanya hatiku sedang berbunga-bunga karna aku punya baju baru yang juga berbunga-bunga,hehe.. Nggladrah dulu. Selama sekitar beberapa bulan ini sibuk nyelesaikan pesanan Gamishiy, menyembuhkan flu berat, mberesin studio jahitku, and bla bla bla. Padahal rasanya dah gemes banget pengen nggarap kain flowerprint ini. Kain ini belinya dah sejak sebulanan yang lalu kalo nggak salah. Biasa aku kalo beli kain mesti nggak langsung kegarap. Mesti nunggu wangsit dulu ini kain mau dibikin apa, kalo jadi baju mau jadi model yang gimana, nanti udah gitu enaknya untuk siapa, haha.. biasanya kalo bukan pesenan, ya mesti jatuh ke tangan sendiri, hoho.. :)


Jadi ini dress menyadap salah satu  model yang ada di buku sewing recipe. Aku udah lama pengin buku sewing recipenya Yoshiko Tsukiori . Buku jepang memang. Pernah lihat di Gramedia, tapi seperti biasanya, balik buku, lihat angka dibawah barcode, disebelah tulisan Rp, and suddenly heartbreak T_T. Agak terlalu mahal buatku. Padahal didalemnya itulah ada model dress yang aku suka sekali. Simple but chic khas japan fashion punya _Belakangan aku lihat di Amazon.com kalo harga aslinya sekitar 150ribu rupiah. Karna ada temen yang lagi di jepang, nitip aja sama dia. Siapa tau ada yang second, jadi lebih ngirit kan :D_ .


Model dress ini pake yoke alias potongan di bawah dada. Ada kerutan di dua sisinya. Yang di buku aslinya modelnya cuma sampai segitu aja (dan tetep aja nggak kekurangan efek hipnotis buatku). Tapi yang punyaku ini aku tambahkan renda rajut. Bagian belakangnya (lupa difoto ^_^) juga aku kasih potongan dan renda. Tapi yang bagian badan atas belakangnya kali ini aku beri closure pake kancing hem setelah dress batik oranyeku kemaren yang nggak aku kasih bukaan sukses bikin aku kecetit waktu pertama kali pake ^_^. Badan bawahnya, depan dan belakang, aku beri sedikit pias biar bentuknya nggak terlalu monoton dan nambahin efek A line-nya.


Untuk lengannya, lagi-lagi, aslinya sleeveless. Tapi aku nggak biasa nggak pakai lengan. Dan karna aku lagi kangen bikin pola lengan tulip, jadilah kubuat lengan itu. Ada cerita lagi disini. Si lengan tulip ini maunya ku buat agak pias di bagian sampingnya. Jadi biar ada efek draperinya gitu. Tapi malah jadinya mekar semekar-mekarnya. Draperi dimana-mana -_-` Padahal bayanganku tulip yang menguncup rapi di tengah tapi  bergelombang di sisi-sisinya T_T . Betul-betul bikin patah hati. Kata ibuku sih nggak papa, bagus aja. Tapi aku tetep nggak bisa menerima kenyataan harapanku dihancurkan pola buatanku sendiri. Akhirnya kuputuskan untuk membongkar si lengan. Aku cari sebabnya kenapa tulipku jadi mekar sebelum waktunya gini. Dan ketemulah aku sama situsnya sew many seams. Disana dijelaskan tentang membuat lengan tulip. Lalu tahulah aku kalo salahku adalah pola lenganku nggak di lapping alias di ciutkan sisi-sisinya. Lah wong dulu kursus nggak diajari step itu kok ya. Baiklah, jadi aku buat lagi polanya. Kali ini aku lap. Karna aku dah nggak punya kain sisa lagi, jadi kain lengan yang sudah terpotong itu yang aku kanibal. Dan karna sudah potongan itu tadi jadi harus disesuaikan supaya pola baruku muat. Ada bagian pola yang nggak kebagian tempat, tapi tak apalah.. efeknya Cuma ujung lengan tulipnya jadi nggak terlalu kedepan. Tapi tetep aja pias yang tadinya mau aku hilangkan jadi harus tetep ada. Tapi setidaknya bagian tengah lengan nggak terlalu bergelombang. Dan lagi -lagi aku lupa ngambil foto before recovery!
Aku masih belum puas sama lengan tulip satu ini. Aku berencana bikin lengan tulip yang bisa fit,  ngepas di lengan. Proyek selanjutnya adalah bikin dress ibuku dan mau aku kasih lengan tulip juga. Semoga bisa jadi lengan tulip yang menguncup indah. Nanti kalo udah betul beneran insyaAllah aku bagi tutorial polanya. Kalo yang keburu nggak sabar monggo ke situsnya sew many seams tadi. Disana step by stepnya jelas kok. Ok?
Enjoy the sew!
:)

Selasa, 24 Maret 2015

tutorial: mengatasi lengkungan lengan setali

Yak! Ini dia tutorial yang aku janjikan di postingan dress batik sebelumnya...
Aku kan dah cerita sebelumnya, kalo dulu-dulu aku suka senewen sama lengkungan lengan setali. Lengan setali memang praktis dari segi bikin pola dan njahitnya karena kerung lengannya jadi satu sama badan. Kalo untuk proyek jahit baju cepat, menurutku jurus lengan setali ini very recomended!
Baiklah, tanpa buang tempo lagi (aku dah keburu ngantuk!) ayo kita bahas step by step ngatasi si lengkungan ini.

Siapkan potongan kain dari kain baju selebar 4cm x panjang lengkungan lengan. Jadi panjang pita ini harus bisa meng-cover seluruh lengkungan ya. Oh ya, jangan lupa, pita ini harus dibuat dari kain yang dipotong dari serat  kain yang serong (diagonal) supaya lentur. Lipat kain jadi dua bagian sambil ditekan sampai terbentuk lipatan (bisa dengan bantuan setrika), lalu lipat bagian tepi-tepi kain ke arah garis lipatan di tengah. 

Gunting-gunting bagian kampuh jahitan pada bagian lengkungan. Mengguntingnya jangan sampai kena jahitan ya. Paling tidak sisakan sekitar 0,3cm dari jahitan.

Buka lengkungan sampai jadi lurus. Pasang pita yang sudah disiapkan sebelumnya menutupi kampuh. Pita ini menjaga supaya lengkungan tetap lurus sekaligus melindungi kampuh yang sudah digunting-gunting.

Semat sepanjang pita dengan jarum. Untuk proses ini, bagian depan dan belakang pita akan dijahit bersama sekaligus. Jadi pastikan bagian depan dan belakang pita tersemat jarum.

Jahit sepanjang tepi pita dengan mesin. Nantinya kampuh bagian lengkungan ini akan bergelombang. Nggak masalah, karena inilah yang akan meyelamatkan lengan setali kita dari pernjlekitutan!

Dan.. beginilah hasilnya. Mulus bebas kerutan! Lengan setali siap difinishing.
Enjoy the sew!
:)

complete: dress batik with lace

Beberapa waktu lalu, ibuku sempat bisnis batik lembaran sama teman lamanya . Jadilah ibuku kulakan batik warna warni. Dari yang cap sampe yang semi tulis. Secara karena dulu aku sering banget menangani kain batik, jadi lihat tumpukan batik itu nggak bikin aku nggumun lagi. Tapi diantara batik-batik itu, ada 2 kain yang mencuri perhatianku. Warnanya oranye sama merah cabe! Itu salah satu warna favoritku! Aku bilang sama ibu, kalo yang ini nggak laku, ntar aku beli ya.. (hehe,, anak brandal). Walaupun lihat warnanya yang eye catching itu, aku rada pesimis kain ini bakal balik. Eh, ternyata balik! Cuma satu aja sih, yang oranye. No problem! Apalagi kain ini, kata ibu, nggak boleh dibeli sama aku, bolehnya diambil aja nggak pake bayar (Alhamdulillah... :D)
Kalau ngobrol soal batik, aku lebih suka batik yang motifnya antara klasik dan modern. Jadi yang sejenis batik gaul atau batik fraktal yang lagi tren itu aku ngak terlalu suka. Pun yang klasik banget kayak kawung atau parang yang biasa dipakai abdi dalem keraton itu, walaupun menurutku keren, tapi nggak banget kalo aku yang pakai. Jadi, buatku kain ini agak memenuhi kriteriaku (padahal  jauh banget dari kesan klasik dan malah rada gaul ya). Tak apalah. Aku udah kadung love at first sight sama oranye nickelodeonnya. Dan lagi kainnya katun mori yang adem itu. Sukaa...
Lalu, soal modelnya. Sejak dulu aku suka sama selera busana orang jepang. Kesannya tu casual tapi tetep keren dan anggun. Aku nemu model dress ini di katalog produk jepang Iedit. Suka sekali sama aksen renda di bahunya. Berhubung bahuku nggak masuk kategori lebar, jadi model ini cukup aman untuk kukenakan. Dan lagi, aku jadi punya alasan untuk pergi belanja renda! (penyakitku belakangan ini: gila renda). Apalagi renda rajut.  Ceritanya lagi mujur ketemu sama renda ini, karena beberapa hari kemudian pas mau beli untuk titipan Tanteku, si renda udah raib. Kasian si Tante... Renda rajut lagi tren, makanya cepet sold out. Karena memang kesannya yang chic vintage itu bikin apapun yang ditempeli olehnya jadi cantik. Shabby sekali :)
Dress ini kubuat dengan potongan leher yang lebar a la kerah perahu. Boat neck istilah britishnya.  Sekitar selebar 2,5cm dari pinggirnya kubuat berpotongan, sama seperti pinggiran lengannya.
Dress ini kubuat sepanjang bawah lutut. Agak panjang biar nggak perlu pakai celana lagi untuk bawahannya. Jogja agak panas belakangan ini. Pakaian rumah yang sirkulasi udaranya lancar sedang jadi favorit :)
Oh ya, aksen favoritku juga empat kupnat yang cuma dijahit 6cm diatas dan dibawah garis pinggang. Kupnatnya ini bukan yang bentuk ujungnya meruncing, tapi cuma garis sejajar selebar 2,5cm. Jadi di setiap ujungnya akan ada aksen lipit. Aku baru nyadar, buat yang bertubuh mungil , model ini bisa jadi penyelamat karna nambah volume tubuh ^^
Belakangan ini aku sering sekali bikin lengan setali untuk tema baju kasual. Yep! Aku suka pola lengan ini karna selain bikin polanya ringkas (pola lengan yang langsung nempel di badan. Makanya dinamai setali), njahitnya juga otomatis lebih cepat karna nggak ada acara njahit kerung lengan. Cuma yang dulu-dulu bikin aku senewen, adalah bentuk melengkung di bagian ketiak baju.  Karena bentuknya yang melengkung kedalam itu, bagian kampuh didalamnya akan bikin bagian itu jadi njlekitut ga karuan (tau njlekitut? Itu bahasa Jawa. Susah njelasinnya, jadi lihat gambar dibawah aja ya. Piiiss! :). Biasanya aku akali dengan mengecilkan kampuhnya jadi selebar 0,5cm. Cukup membantu walau wasih ada sedikit kerutan. Tapi bagaimanapun itu melanggar kode etik jahitku bahwa kampuh setidaknya harus 1,5cm. Itu, yang membuat aib dibalik kepraktisan lengan setali.
Tapi, kali ini aku berhasil menemukan cara supaya pernjlekitutan ini tidak terjadi. Seperti gambar dibawah ini..
Tadaaa...
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana bisa? _halah!_ tentu saja aku dengan senang hati akan mambagi trik sederhana ini kalau ada yang mau _nggak ada juga nggak apa-apa :`(_ Tapi Insya Allah akan kutulis di postingan berikutnya. Tadinya mau sekalian disini. Tapi takut nanti jadi kepanjangan, malah susah loading gambarnya ntar kalo dibuka.
Jadi,sampai ketemu di postingan berikutnya ya :D
Enjoy the sew!

Senin, 02 Maret 2015

[tutorial] Elastik sudut seprai


Dua minggu belakangan ini aku dapet selingan bikin seprai setelah sebelum-sebelumnya berderet-deret bikin pakaian terus. Dulu, pertama kali aku belajar bikin seprai sama tetanggaku yang bikin usaha seprai. Ndilalah tetanggaku ini baik banget, jadilah waktu itu aku yang nggak bisa mbayangin caranya bikin seprai diajarin bikinnya dari seprai plus sarung bantal-gulingnya. Walaupun Cuma njahit, karna waktu itu umurku masih awal-awal teenager, jadi pikirku waktu itu nggak mampu _atau katakanlah belum minat_ kalo untuk belajar motong kain seprai yang alamak luasnya. Padahal sekarang setelah gede, pada prakteknya motong kain seprai tu nggak ada 5 menit ^^. Tapi kali ini aku bukan mau cerita gimana caranya motong kain seprai _kukira itu cukup gampang kan ya?_ .Yang mau aku bagi adalah caraku masang elastik di sudut-sudut seprai yang kudapat triknya dari tetanggaku nan baik hati ini.
Biasanya kalo beli seprai-seprai itu kan elastiknya dijahit samping-sampingnya dan sepanjang elastiknya. Nggak ada yang salah sebetulnya. Cuma aku nggak pernah suka sama acara ngolor-olor waktu njahit sepanjang elastiknya. Sementara kaki nekan pedal, tangan kanan-kiri narik ujung-ujung elastik. Lha siapa yang mau njaga elastik bias tetep lurus dijalurnya? Mungkin ini cuma aku aja yang nggak canggih tehniknya. Tapi sementara  aku belum punya keahlian tarik-menarik itu , aku milih untuk ngasih semacam selongsong untuk wadah si elastik.
Here we go! Potong kain ukuran 48cm x 6cm sebanyak 4 lembar. Lipat sepanjang keempat sisinya selebar 1cm.
Lipat bagian memanjang jadi dua untuk menandai bagian tengahnya. Taruh bagian tengah sisi bawah kain ini di jahitan sudut bawah seprai yang sudah dijahit sepanjang pinggirannya.
Jahit bagian bawah kain ini. Pada bagian ini aku suka membuat jahitan si potongan kain menumpuk diatas jahitan pinggiran seprai. Jadi nantinya hanya akan kelihatan 1 jalur jahitan saja.
Jahit sisi panjang yang satunya. Lalu potong elastik selebar 3cm sepanjang 22cm. Masukkan kedalam selongsong kain tadi dengan bantuan peniti sampai sisi elastik  yang satunya mencapai ujung selongsong.
Jahit bentuk kotak selebar ± 2cm. Lalu jahit bentuk X didalam jahitan kotak.   
Tarik elastik yang masih ada didalam selongsong sampai ujung. Tahan dengan jarum, lalu lepas penitinya. Jahit kotak dan X lagi seperti sisi yang satunya.
Selesai! 
Ups, jangan lupa untuk nggarap ketiga sisi yang lain! :)
Dengan pakai cara ini mungkin memang nambah kerjaan motong kain selongsong elastik plus njahitnya juga. Tapi yang kusuka dari cara ini, selain nggak perlu tarik-tarikan itu tadi, elastiknya jadi nggak gampang molor karna nggak ada proses jahit sepanjang bagian panjangnya dan menurut pengalamanku, si seprai  jadinya lebih awet dan rapi karna elastiknya ngumpet dibalik kain :)

So, enjoy the sew!

Senin, 19 Januari 2015

Clean up the mesin obras

merawat mesin obras
Baru-baru ini habis operasi pembersihan mesin obras. Entah nggak tau kenapa tiba-tiba benang belakang alias yang sebelah kiri jadi mengkerut jadi bikin kainnya nggulung kebelakang. Setel sana setel sini kok malah tambah nggak kepeneran. Kalo udah gini biasanya harus harus ambil tindakan pembersihan tingkat dalam. Soalnya setelah beberapa waktu dipakai biasanya akan ada potongan-potongan serat kain yang ngganggu kinerja mesin dan bikin hasil jahitan obrasan jadi jelek.
Karena sering ada temen-temen yang tanya gimana caranya mbersihkan mesin obras, sekalian aja aku tulis di blog sewdio.
Jadi, begini caraku membersihkan mesin obras
First step, buka tutup mesin sebelah kanan & kiri
Buka sekrup yang di tanda panah itu, terus lepas lempengan logam yang di belakangnya. Harap diingat-ingat posisi sebelum dibuka ya, biar nggak bingung waktu masang lagi. Kalau takut lupa bisa juga difoto dulu sebelum dilepas, hehe.. ;)


Nah.. ntar bakal kelihatan tuas-tuas berengsel _atau apalah namanya_. Bersihkan bagian itu menggunakan kuas.
Di foto diatas, bagian itu nggak sekotor biasanya. Tapi ternyata ada benang yang keserimpet dan nggulung  di salah satu engselnya. Nggak tau juga gimana bisa ada benang nyangkut disitu. Hal-hal seperti itu seringkali bikin hasil obrasan walaupun udah disetel sampe jungkir balik tetep aja nggak mau stabil. Kadang bagus, kadang jelek.
Bersihkan juga bagian dalam mesin yang lain sampe betul-betul kinclong dan nggak ada serbuk benang yang ketinggalan. Untuk membersihkan ini biasanya aku pakai kuas cat ukuran kecil. Untuk bagian yang sulit dijangkau aku pakai tisu yang di jepit pinset plus disebul (baca: ditiup :). Bisa juga sih, pakai cotton bud. Tapi belum pernah nyoba, baru kepikiran waktu nulis post ini :)
Oh ya, mumpung lagi bongkar-bongkar, jadi sekalian aja di beri minyak mesin jahit. Pada intinya, ngasih pelumas di mesin obras itu sama seperti melumasi mesin jahit. Selain lubang-lubang yang di beri panah tulisan oil, juga bagian engsel-engsel yang berputar atau bergesekan. Bagian-bagian yang aku beri panah di bawah ini adalah bagian yang biasanya aku beri minyak.


Update: bagian yang ditandai tiga panah di sisi kanan sebaiknya jangan terlalu banyak diberi minyak karena bisa menyebabkan putaran engselnya jadi kacau di kemudian hari :)
Ini untuk yang bagian kanan.


Ini yang bagian tengah.


Ini yang bagian kiri.
Daaan... bagian lain yang _saran dari tukang servis langgananku_  perlu diminyaki juga, yaitu bantalan-bantalan di bawah per. Pas aku tanya ke beliau, kenapa? Katanya biar nggak getas gitu (apa sih istilahnya di bahas Indonesia?) pokoknya biar si bantalan ini tetep membal gitu lho.. paham kan ya? :)
Seperti di bawah per yang ini...
..dan yang ini...
....juga yang ini.
Setelah selesai, lap pakai tisu bagian-bagian yang belepotan minyak. Jangan lupa untuk masang lagi lempengan logam sebelah kanan yang dilepas tadi. Terakhir, setelah benang dipasang, pakai mesin untuk ngobras potongan kain yang nggak terpakai sebelum dipakai untuk ngobras kain betulan, untuk meriksa kalau-kalau ada benang yang ternoda minyak dan sekalian juga untuk meriksa hasil obrasan.
Demikian caraku membersihkan mesin obras. Mungkin ada bagian yang terlewat. Kalau ada saran tambahan,please feel free to leave comment below yah!

Enjoy the sew! :)

Senin, 05 Januari 2015

Blouse Make Over


Ceriteranya, dahulu kala, dibuatlah sebuah blus. Niatnya mau dibikin baby doll. Tapi ternyata si penjahit masih belum pinter milih bahan yang sesuai untuk modelnya. Bukannya kain yang lembut dan jatuh, malah kain licin yang rada kaku yang dibeli olehnya. Tambahan lagi ada acara warna abu-abu si blus yang dikombinasi sama pinggiran merah marun yang rada maksa. Dan, ternyata, si penjahit itu adalah aku! ^_^` ( itu gambar dibawah difoto waktu udah dibongkar kerut di leher dan di lengannya. Dengan penampakan yang belum disetrika, blus ini kelihatan totally disaster!) Ayolah... every body can make a mistake, right? Yang penting adalah bagaimana me_remake busana ajaib ini.
C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1292.jpg
Ini blus walaupun aku yang buat, tapi sebetulnya bukan punyaku. Blus ini dibuat bertahun-tahun yang lalu untuk salah satu tanteku. Ide baby doll-nya dari beliau, tapi akulah yang salah beli bahan. Waktu udah jadi, aku baru sadar kalo model lengan kerutnya agak nggak sesuai untuk bentuk tubuh beliau yang bidang di bagian bahu. Plus, kainnya yang semi kaku ini jadi nggembung karena kerut lehernya. Aarghhh.... untungnya si tante juga nyadar, jadi bajunya dibalikin ke aku. Waktu itu untuk dikecilkan ukurannya. Maksudnya ngurangi efek gembungnya itu. Tapi akunya dah keburu ill feel. Dah nggak niat banget mau nggarapnya #penjahit yang tidak bertanggung jawab. Dua tahun setelahnya barulah aku dapet ilham untuk nge_renovate sekalian blus ini. dan, proyek make over Betty la Fea pun dimulai!
C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1289.jpg
Kupikir, daripada mempertahankan tepian marunnya, kenapa nggak diganti sekalian sama kombinasi yang jauh dari resiko nggak matching? Pilihan pun jatuh ke warna hitam. Corat coret sketch, akhirnya datanglah ilham desain ini. #gambarnya jelek? Biarin! :P

Jadi pertama-tama, untuk menaikkan moodku kupotong semua tepian merah yang menyakitkan hati itu. Setelah lega dengan hilangnya warna yang mengganggu, barulah aku bentuk ulang si blus. Jelas bagian lingkar badan blus harus direduksi karena model awalnya yang berkerut di leher depan & belakang. Bagian belakangnya aku potong ditengah-tengah, terus kelebihan ukurannya sekalian aku pakai untuk kampuh ritnya. Disini, aku pakai rit jepang ukuran 50cm. Rit ini baru aku buat sekarang karena model awal yang longgar bikin blus ini nggak perlu closure alias bukaan. Terus, kelebihan bagian depan cuma aku lipat di kanan kiri bagian yang sekiranya bakal ketutup lace brokat. Oh iya, aku pakai lace brokat walaupun sebetulnya panel hitam di tengah itu niatan awalnya mau pakai brokat meteran. Pas sebetulnya ada yang persis banget sama yang ada di bayanganku #nggak nyangka# tapi harganya 350ribu!!! Bisa semaput tanteku ntar kalo tak kasih bonnya. Jadilah ku ikhlaskan lace simple ini untuk membantuku menutup aib. Tapi walau simple ternyata sudah cukup membantu kok. lagian butuhnya juga cuma dikit. Jadi lebih nggak mubazdir daripada kalo aku beli si brokat meteran.
C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1309.jpg

C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1311.jpg
Next step, re-shape kerung lehernya. Aku putuskan untuk pake desain leher semi kotak yang sudutnya dibuat elips. Sebabnya, karna aku malas sekali untuk bikin pola lapisan leher. Jadi dengan bentuk yang begini aku bisa memfinishing pinggir kerung lengan dengan bias tape yang dipotong serat miring dan difungsikan seperti lapisan. Nggak perlu bikin pola lapisan leher lagi. Praktis! Hoho.. ;)


Berikutnya eksekusi lengan. Mula-mula aku bongkar total dulu si lengan. Terus aku buat ulang polanya, kali ini lengan biasa tanpa kerut. Habis itu, baru deh, aku pasang lagi ke badan blusnya. Awalnya aku nggak berniat ngasih lace lagi di lengannya. Tapi setelah dilihat-lihat kok kayaknya kayaknya rada plain. Jadi kusematkanlah lace kecil di sekeliling lengan bawahnya.
C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1405.jpg

C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1406.jpg

C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1399.jpg
Mateng deh! Malah si tante yang jadi lupa kalo pernah punya blus abu-abu ini, hedeeeh... -_-` untuk yang kali ini si tante dengan tulus dari lubuk hati yang terdalam (sependengaranku sih, kayaknya gitu) memuji si blus hasil operasi berdarah-darah ini. Dan seperti biasanya, kalo sama baju ciptaanku gini, entah kenapa aku malah jadi sayang waktu nglepasin ke si empunya. Apalagi yang ini. Modelnya gua banget gitu lho! Haha..


C:\Users\Owner\Pictures\Bikinanku\Originals\DSC_1400.jpg