Senin, 25 Juli 2016

{ tutorial } cara memasang jarum mesin obras

Sejak beberapa bulan yang lalu, ada temen yang tanya gimana caranya mengganti jarum mesin obras. Karena bakal belibet kalau di ketik jalan ceritanya di chat whatsapp, jadi aku bilang bakal naruh step by stepnya di blog. Terlalunya aku, baru hari gini dibikinin tutorialnya, ehehe... Afwan mbak Vitri.. semoga belum kadaluarsa ini tutorial.
Nah, keburu mesin obrasnya bakal dipake, jadi ayo kita mulai!
Ini dia biang keroknya, si jarum obras yang entah karena tumpul, patah, atau salah ukuran harus diganti. Cara nggantinya gampang banget. Jadi, nggak perlu keringat dingin ya...

First step, siapin kunci untuk membuka ring yang njepit jarum. Kunci kecil ini biasanya sudah disertakan di tool box waktu beli mesin obras. Kalau belum punya, silahkan beli di toko alat jahit.

Masukkan kunci sesuai lekuk ring. Putar ringnya sesuai arah jarum jam untuk membukanya. Putar sampai ring kendor, tapi jangan sampai lepas dari tiangnya. Pokoknya asal jarumnya udah bisa ditarik kebawah aja. Lepas jarum dari tempatnya.

Ambil jarum yang akan dipasang. Coba perhatikan dua sisi jarum yang ada lubangnya. Salah satu sisi jarum ada lekukannya, sementara sisi satunya lurus. Nah, sisi yang lurus ini harus menghadap ke arah depan ketika dipasang di mesin obras.

Masukkan jarum ke tiang tempat jarum. Dorong ke atas sampai ke pangkal tiang. Setelah itu putar untuk mengencangkan ring penahannya. Kali ini putar dengan arah kebalikan dari arah jarum jam. Pastikan ring terpasang dengan ketat supaya jarum nggak berubah posisinya.

We are done! Gampang kan. Oh ya, setelah jarum terpasang, coba jalankan mesin obrasnya dan cek hasil jahitannya. Kalau hasil jahitannya lompat-lompat, kendorkan lagi ring, tarik sedikit jarumnya, terus ketatkan lagi ringnya. Sedikiiit dulu lho ya nariknya. Hasil jahitan yang lompat-lompat bisa jadi karena benang yang dibawah nggak kesangkut jarumnya, alias ketemunya nggak kompak. Jadi coba naik-turunkan jarumnya sampai ketemu hasil jahitan yang bagus.
Perkara jarum ini selalu jadi masalah sensitif di mesin-mesin jahit (ceilah, sensitif!), hehe.. Maksudnya sensitif, kalau ada salah sedikit aja bisa mempengaruhi hasil jahitan. Jadi pastikan jarumnya nggak kebalik, nggak tumpul, dan sesuai ukurannya dengan kain yang sedang diobras.
Nah, beginilah caranya masang jarum obras. Semoga tutorial ini bermanfaat ya. Happy ngobras, and
Enjoy the sew!

Senin, 01 Februari 2016

U must try this: DIY phone stand

Smartphoneku punya sofa baru nii....


Aku pernah beli phone stand yang dari silicon yang ditempelin di punggung handpone. Tapi setelah perekatnya hilang kesaktian plus ditambah jadi agak mengganggu penampilan handphone, jadi nggak aku pakai lagi. Sejak saat itu jadi agak repot kalo pakai handphone untuk keperluan baca sembari nulis, karna dikit-dikit lepas hape, ambil hape. Repot, tapi bagaimana lagi. Sampai aku ketemu sama ide untuk bikin phone standku sendiri. Proyeknya dapet dari situs keren ini. Langsung jatuh cinta at first sight. Di situ ada video cara buatnya juga. Ditonton, kok gampang. Bahannya juga qodarullah punya semua. Langsung eksekusi deh! Yang di situs itu pakai kain motif. Tadinya mau pakai kain motif juga. Tapi nggak ada wangsit mau pakai kain motif yang mana.Terus liat tutorial yang di video, bahan yang dipakai kain denim. Aha! Ini lebih cucok. Lagi bosen sama yang terlalu feminin nih. Pengen sesuatu yang lebih keren :)

Kalo yang di video tutorial kan pakai celana jeans bekas tu. Ide bagus sebetulnya, tapi lagi nggak ada celana jeans bekas yang bisa dikerjain. Jadinya aku pakai potongan kain denim sisa pesanan. Untuk isinya karena yang aku punya dacron lembaran, jadi dacronnya itu aku sobek-sobek sampai hancur biar bisa jadi isian. Memang udah adatku, kalo beli dacron mesti yang lembaran. Jadi entah itu mau untuk digunakan dalam bentuk lembaran misal selimut atau hancur untuk isian, semuanya bisa :)
Ukuran standku nggak sama seperti yang di tutorial. Karna yang dijadikan ukuran di situ iPad, sementara smartphoneku ukurannya lebih kecil. Jadi harus bikin ukuran sendiri. Namanya lagi trance, jadi bikin ukuran sendiri juga nggak masalah. Untuk sandarannya itu, biar lebih kaku dan solid, di suruh pakai cardboard. Karena nggak ngerti gimana bentuknya cardboard yang seharusnya, jadi aku pakai kardus sepatu yang lebih tebel daripada kardus susu. Ukuran cardboard itu juga ada di situs itu, siap download. Tapi ya itu tadi, karena aku ngarang ukuran sendiri, jadi ukuran cardboardnya juga harus disesuaikan sama stand phone versiku. Caranya, setelah aku isi si stand pakai dacron, aku semat pakai jarum, terus aku ukur bagian yang akan jadi sandaran handphone. Buat polanya, potong, pasang, jadi deh!


Ornamen di belakang standnya aku pakai kancing batok bentuk bintang yang kebetulan tinggal the one and only di koleksi kancingku, hehe.. di situs itu pakai bunga dari kain perca. Tapi lagi males bikin yang repot-repot apalagi aku bikinnya pas pagi-pagi bahkan sebelum bersih-bersih ruang kerjaku, sementara masih ada deadline pesanan juga. Cari praktisnya aja. Lagipula denimnya kayak nggak matching kalo dikasih bebungaan.


Beneran suka sama proyek ini. Gampang tapi lumayan untuk penyegaran di antara pesanan-pesanan gamisku karena melibatkan dacron dan kardus :) Oh, dan denim juga. Sesuatu yang lain!  Cuma satu hal yang agak bikin nyesel. Yaitu kecerobohanku lupa meletakkan jahitannya di bagian bawah. Jatuhnya malah jadi di samping. Gegara buru-buru sih..

Btw, maaf fotonya agak buram. Karena handphone yang kameranya biasa aku pakai sedang bergaya jadi foto model, jadi terpaksa pinjam kamera yang lebih rendah resolusinya ^_^



So, enjoy the sew!

Rabu, 20 Januari 2016

recycle: milk tin can meet crochet





Udah lama banget pengen punya pot mini warna –warni yang diisi tanaman indoor. Tapi nggak pernah punya waktu buat nyari pot kecil seperti yang kuidamkan. Jadilah setiap ada wadah bekas  sebangsa kaleng atau botol nganggur, langsung aku simpen buat jaga-jaga. Siapa tau ada ide untuk nyulap si wadah jadi sesuatu yang baru. And finally I got it! Korban recycle kali ini adalah kaleng susu kental manis bekas yang aku lepas bagian atasnya. Tadinya ada ide buat ngecat kaleng ini pakai warna putih, terus di lukis pakai cat akrilik. Dipikir-pikir kok kelamaan prosesnya, pake nyari cat di gudang perkakas bapak yang aduhai berantakannya. Cari cara praktis, akhirnya kepikiran buat ditutup pakai rajutan.


Benang yang aku pakai ini benang rajut katun. Aku pilih warna putih gading kobinasi sama hijau muda dan tua biar ada efek gradasinya. Aku bukan jenis orang yang radikal untuk soal warna. Jadi jarang-jarang pilih warna ngejreng ^^ ,lagian biar matching sama tanamannya gitu lho..
Tehniknya aku pake single crochet untuk bagian putih gadingnya dan kombinasi single crochet dan half doble crochet untuk bagian hijau muda dan hijau tuanya. Hitungannya aku karang sendiri. Maksudnya biar nutupin seluruh badan kalengnya. `tau deh kok jadi ngintip gini atas sama bawah kalengnya. Tapi kata kakakku malah bagus. Jadi sedikit ada kesan urbannya . Ceilah...

 Ini proyek yang menyenangkan karna cuma butuh waktu semalam bikinnya. Maksudku, aku bikin mulai dari setelah sholat maghrib trus dilanjut setelah sholat isya` dan kelar sekitar jam setengah sembilan! Jadi Cuma sekitar 2 jam aja dan aku bukan fast crocheter juga.


Kadang aku suka mbolak-mbalik covernya. Jadi suka gantian kadang bagian hijaunya di atas, kadang di bawah_kayaknya lebih keren kalo hijaunya yang di atas. Iya nggak sih?_. Kalo pas dijemur di teras juga suka aku lepas dulu rajutannya, takut warnanya gampang pudar.



Korban selanjutnya adalah si kaleng bekas larutan penyegar, hehe.. agak sedikit tricky karena menyempit di bagian atasnya. Jadi semakin ke atas hitungan rajutannya harus dikurangi. Mau nggak ditutupin, lha wong ada tulisan “larutan penyegar”, hihi.. Lagian hijaunya kaleng nggak akur banget sama hjau benang rajutku. Untungnya nggak banyak juga bagian yang menyempit ini.



Voila! Dan inilah jadinya. Tapi kalo yang ini nggak bisa dilepas-lepas lagi kalo udah diisi tanaman, karna masuknya harus lewat atas.



Sejak nggarap  proyek kaleng-kaleng ini aku jadi sensitif kalo liat ada kaleng dibuang di jalan. Btw, botol plastik bekas bisa juga kali ya, dibuat pot-pot kecil kayak gini? Next time insyaaAllah dicoba kalo ada kesempatan lagi. Saatnya berburu korban recycle baru!!