Selasa, 10 November 2015

{tutorial} cara membuat label sendiri

 
Finally... kejadian juga bikin label sendiri! Ini gara-gara mau bikin label baju untuk produk gamisku, Gamishiy, di jasa pembuatan label tapi ternyata maharnya cukup mahal untuk ukuranku yang pelit punya. Di Jogja sini, bikin label yang bagus bisa sampe satu jeti! Haha.. terimakasih! Mendingan tak pake buat beli kain katun motif, dah dapet satu rol. Ada sih yang harga murah.. tapi ya begitulah. Ada harga ada rupa memang. Udah mau nyerah aja bikin label baru dan tetep pakai merk lama sampai aku _qodarullah_ nemu seorang bule baik hati yang ngasih tau how to make your own label (cheap `n easy pula) lewat blognya. Jadi label yang dibuat tehniknya kayak sablon, tapi kita memanfaatkan transfer paper untuk mindahin gambar ke kain. Tadinya kukira transfer paper belum nyampe Indonesia. Ternyata udah euy! Baguuus... Jadi, buat yang pengen bikin sendiri label murah dan mudah, sini saya kasih tau caranya.
Pertama, bahan yang harus disiapkan adalah:
  • Desain label
  • Transfer paper
  • Printer
  • Pita satin (atau pita yang lain pun juga bisa)
  • Setrika
Desain label, itu mutlak harus punya duluan _ya iyalah, kalo ngggak apa coba yang mau ditransfer?_ Untuk desain labelku, karna simple jadi aku bikin sendiri pakai CorelDraw. Kalo yang belum punya barangkali bisa minta jasa desain grafis kali ya. Atau coba bikin sendiri pakai merk yang ditulis pakai font lucu juga nggak apa-apa. Cetak desain ke kertas biasa sebelum diprint di transfer paper untuk nge-cek gambar dan ukuran sudah sesuai harapan atau belum.
Transfer paper biasanya ada di toko alat tulis. Karna aku nggak telaten kalo harus blusukan ke toko-toko, jadi aku searching dulu sebelum meluncur. Alhamdulillah di Jogja sini ada yang jual di toko alat tulis di daerah Demangan. Nama tokonya lupa. Pokoknya dari Toko Merah masih ke utara. Atau barangkali di Toko Merah juga ada. Transfer paper yang aku pakai merk Blue Print. Harganya per pack Rp. 35.000 isi 5 lembar.
Printer, sebaiknya pastikan dulu tintanya cukup penuh. Karna untuk proses printnya disarankan disetting photo quality dan kualitas cetak tinggi.
Ukuran pita satin disesuaikan dengan ukuran desain label. Atau untuk kasusku, desain disesuaikan dengan ukuran label, hehe.. Pastikan pita satinnya tahan panas ya.
Setrika, pokonya setrika biasa. Dan bukan setrika uap _begitu yang tertulis di instruksinya_
Ayo kita mulai!
Print desain label ke transfer paper. Seperti yang aku bilang tadi, disarankan pakai settingan photo quality plus best print quality untuk hasil optimal. Daaaan _ catat ini!_ jangan lupa untuk mengaktifkan mirror image option alias gambarnya dibalik. Biar nanti kalo di transfer ke pita gambarnya nggak njungkir. Jangan lupa lho ya!

Bagus juga kalo sebelumnya sudah dibuat tanda sudut dan garis untuk memudahkan motong-motong kertas jadi seukuran pita dan melipat pita sebelum dijahit.

Panaskan setrika sampai panas maksimum. Terus, letakkan kertas yang udah dipotong-potong di atas pita lalu disetrika. Jangan sampai kertasnya tergeser waktu nyetrika biar gambarnya rapi. tekan-tekan setrikanya kira-kira selama 1-2 menit. Tips dariku, baik juga kalo di antara kertas dan setrika dilapis kain putih tipis untuk jaga-jaga biar nggak gosong. 
Tunggu sampai dingin, terus lepas kertas dari pita. Voila! Label pun siap dihidangkan, eh.. dipasang! Easy and cheap, huh? (harga printer dan setrika nggak diitung ^,^)

Update : 

  • Biar lebih praktis waktu menyetrika, tempel dulu beberapa label berjajar sekaligus (sekitar 3-4. Tergantung ukuran label) dengan cara disetrika sebentar, cuma sekedar nempel aja. Setelah semua ditempel baru disetrika yang tahap lama bersama-sama. 
  • Setelah disetrika transfer paper bisa langsung dilepas selagi hangat (kayak kue aja,hehe). Jadi ada dua opsi, dilepas selagi hangat atau ketika sudah dingin. Bedanya kalo dilepas sesudah dingin akan ada efek lebih glossy daripada kalo dilepas pas masih hangat.
  • Untuk penggunaan label yang dilipat samping-sampingnya seperti punyaku ini dan pakai pita satin, bakar sedikit bagian samping-samping pita supaya nggak terburai.
  • Bagaimanapun, kalau digunakan untuk produk yang sering disetrika seperti pakaian, mau nggak mau sebaiknya tetap pakai label baju yang bordir atau sablon. Karena label ini nggak tahan disetrika panas. Lapisan transfer papernya bisa rusak.

So, enjoy the label making
:)