Senin, 22 Desember 2014

Tote tutorial from Sew4Home

Entah kenapa aku selalu suka desain tas yang ngotak ngotak kayak gini. Mungkin itulah sebabnya aku bersedia bikin tote ini dua kali. Pertama, untuk diriku sendiri. Yang kedua, setelah aku pakai tote ini ada yang naksir dan kemudian minta dibuatkan juga. Bedanya, yang waktu pertama kali buat cuma nyontek desain dan proporsi ukurannya aja, nggak pakai rujukan tutorial dari sew4home.com karna alasan ketersediaan bahan yang ada plus males nranslate bahasa inggrisnya :P
Ini yang pertama. Pocket yang di luar nggak seukuran sama yang di tuto ya, sedikit lebih pendek, hehe.. ceritanya salah ukur ^_^ dan ada kesalahan juga pas nempelin kain kerasnya, jadi ada acara penampakan tote yang nggak mulus di beberapa bagian.
Ini yang part 2. 100% manut tutorial (cuma pas bagian bawah starp/ talinya aku lupa njahit tindas ^_^)
Untuk keduanya aku nggak pakai bahan yang sama seperti yang di tuto. Di tutorial disarankan menggunakan Drill Twill. Sementara yang aku pakai di sini American Drill. Tadinya mau pakai Twill juga, tapi setelah pegang kainnya ternyata tipis. Dan aku juga kurang suka serat kainnya yang kelihatan besar-besar.
Untuk pocket depannya, tote pertama aku pakai sisa bahan gamis. Ketebalannya setingkat drill, ada tekstur serat kain kotak-kotaknya. Sementara yang kedua aku pengen nyoba bahan berbulu. Sew4home pakai bahan Suede. Untuk kepentingan ini aku ngabuburit ke lantai dua toko Liman di Malioboro yang biasanya nyediain bahan-bahan model begini. Tapi setelah sampai di sana dan ketemu si Suede, ternyata aku kurang suka. Tekstur bahan suede berbulu seperti beludru. Tapi yang ini agak berkesan lengket. Entah kenapa aku ngerasa kayak megang tikus, hehe.. (belum pernah pegang tikus betulan, Alhamdulillah. Just my imagination ☺) muter-muter di lantai yang sama, akhirnya aku ketemu bahan berbulu lain yang lebih friendly. Namanya, umm... apa ni di nota, kalo nggak salah baca namanya Midili.
Harga permeternya 48.000 rupiah. Aku cuma beli 0,6 meter. Jadi harganya nggak sampai 30 ribu. Untuk keperluan ini sebetulnya cuma dibutuhkan 1/3 yard atau sekitar 30 cm. Tapi karna aku mau buat dompetnya juga, jadi aku lebihkan belinya. Aku suka tekstur bulunya yang berkesan mosak-masik.
Untuk liningnya, dua-duanya aku pakai bahan batik jenis yang sama, batik cabut namanya. Cuma beda motif dan warna. Yang pertama ungu, yang kedua nuansa merah bata.
Ini penampakan liningnya. Yang di tutorial ada pocket kecil di dalamnya, yang  tote keduaku nggak ada. Tote pertama aku kasih. Tapi pengalaman dari tote pertama, si pocket ini suka menganga sendiri dan bikin nyangkut tiap kali mau memasukkan sesuatu yang besar. Mungkin ini gara-gara aku pakai kain keras M33 yang untuk pelapisnya jadi kurang kaku atau entah bagaimana pokoknya si pocket dalam itu nggak mau anteng ditempatnya. Jadi kuputuskan di tote kedua untuk nggak  pakai tote dalam.
Tara... ini dia pasangan ciptaanku. Dompetnya persis aku buat seperti organizer wallet  yang terdahulu. Kombinasi bahan pakai si Midili sama batiknya. Untuk interiornya pakai bahan vuring asahi. American Drillnya nggak aku gunakan di sini, karena warnanya natural dan ini akan jadi wadah uang jadi takut gampang kotor.

Senin, 15 Desember 2014

{Little blouse} Lengan Setali

Daaan... setelah dibuat jadi dress plus dogie dollnya, si kain pink kotak-kotak ini ternyata masih sisa juga, hehe.. (kok nggak habis-habis sih, ni kain?) Cuma rada bosen juga kalo dibuat utuh dari kain ini, jadi kali ini aku buat blus yang dikombinasi sama kain blacu soft polos.  
Potongan baju ini simple aja. Cuma blus dengan kancing depan. Tapi aku sukaaa banget sama aksen yoke alias potongan di bagian depan dada itu. Plus, pola lengan setalinya sukses membantu proyek sehari jadi ini karena nggak perlu ada acara bikin pola lengan dan pasang lengan yang cukup makan waktu.
Potongan bawah blus atau bagian yang menggunakan kain blacu kubuat potongannya semi klok untuk kesan bergelombangnya. Dan lagi, karena ini baju anak-anak, potongan longgar ini bikin ketagihan si pemakai. Tambahan lagi bahan soft blacunya pakai yang adeem banget. Sifat katun blacunya juga betul-betul memanjakan yang njahit baju. And the important one is.. harga si blacu ini murah banget! (di Jogja permeternya 15 ribu rupiah aja di toko khusus blacu di daerah Plengkung Gading). Cuma soft blacu itu agak transparan kalo untuk dibuat baju. Tapi karena ini baju anak-anak, ga begitu jadi masalah.


Warna kontras perpaduan antara kain kotak-kotak pink dan krem blacuny bikin blus simple ini `ga keliatan sepi-sepi amat. Dan lagi ada tambahan bantuan dari kancing kayu lukis senada seirama sama warna kain yang ikutan menyemarakkan tampilan si blus.
Yang menyenangkan dari bikin blus ini adalah proses bikinnya yang singkat banget . “Cuma” 6 jam include bikin polanya di kertas sampai finish ☺. Aku bilang cuma, karena seharusnya blus ini bisa dibuat dalam waktu yang lebih singkat lagi. Hanya karena aku termasuk tipe peenjahit slow motion, jadi butuh waktu setengah hari untuk bikin blus nan simply ini.
And you know what? Kain pinknya masih ada sisa! Plus kain blacunya juga. Akhirnya aku buat sekalian blus kembarannya untuk si kakak. Twin blus jadinya! Hyippiie...!


Ternyata setelah dibuat dua blus pun, kain kotak-kotak pink ini masih ada sisa yang cukup banyak...
Betul-betul deh, `ni kain `ga ada matinya! ^^